SELAMAT DATANG

DI PUSAT INFORMASI DAN KEGIATAN

ALUMNI PONPES SABILUL JANNAH

TIMBULUN

Cari Blog Ini

Minggu, 21 Agustus 2011

Makalah Psikologi Sosial : Gender


Review
PSIKOLOGI SOSIAL
Tentang
GENDER

















Oleh

Suci arnella
209.035


Dosen Pembimbing:

Dra. Wanda Fitri,M.si





JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM (BKI-C)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
2009 M/1430 H

GENDER
  1. Pengertian Gender
Kata gender berasal dari bahasa inggris bearti “ jenis kelamin” dalam webster’s new world dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku.
Gender adalah sebuah konsep yang dijadikan parameter dalam pengidentifikasian peran laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada pengaruh social  budaya masyarakat (social contruction) dengan tidak melihat jenis biologis secara equality dan menjadikannya sebagai alat pendiskriminasian salah satu pihak karena pertimbangan yang sifatnya biologis
Gender diartikan sebagai perbedaan yang Nampak antara lelaki-laki dan perempuan dilihat dari segi dan tingkah laku didalam women’s studies encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep cultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran , perilaku, mentaitas, dan karekteristik emosionalantara lelaki-laki dan perempuan yang berkembang daam masyarakat.
Pengertian gender secara terminologis cukup banyak ditemukan oleh para feminis dan pemerhati perempuan . Julia Cloves Musse dalam bukunya Half the World, Half a Chance mendefinisikan gender sebagai sebuah peringkat peran yang bias diibaratkan dengan konstum dan topeng pada sebuah acara pertunjukan  agar orang lain bias mengidentifikasikan bahwa kita adalah feminism atau maskulin.          
Dalam kehidupan sehari-hari kata gender mengalami berbagai penafsiran dan tanggapan yang sering kurang tepat. Pemahaman mengenai gender menjadi sesuatu yang sangat penting artinya bagi semua kalangan, baik dalam pemerintahan, swasta, masyarakat maupun keluarga. Melalui pemahaman yang benar mengenai gender diharapkan secara bertahap diskriminasi perlakuan terhadap perempuan dapat diperkecil sehingga perempuan dapat memanfaatkan kesempatan dan peluang yang diberikan untuk berperan lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan.
Beberapa pengertian gender menurut para ahli :
*      zaitunah subhan mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan gender adalah  konsep analisis yang dipergunakan untuk menjelaskan sesuatu yang didasarkan pada pembedaan laki-laki dan perempuan karena kontruksi social budaya.
*      Nasaruddin  Umar bahwa gender adalah konsep kultural yang digunakan untuk member identifikasi perbedaan dalam hal peran, prilaku dan lain-lainantara lelaki-laki dan perempuan yang berkembang didalam masyarakat yang didasarkan pada rekayasa sosial   
*      H. T. Wilson dalam Sex and Gender mengartikan gender sebagai suatu dasar untuk menentukan pengaruh faktor budaya dan kehidupan kolektif dalam membedakan laki-laki dan perempuan.
*      Gender adalah atribut, tingkah laku, karakteristik kepribadian, dan harapan yang berhubungan dengan jenis kelamin biologis seseorang dalam budaya yang berlaku. (di paprkan dalam buku Robert A. Baron, 2002, h. 187)
*      Gender adalah segala sesuatu yang diasosiasikan dengan jenis kelamin seseorang, termasuk juga peran, tingkah laku, preferensi, dan atribut lainnya yang menerangkan kelaki-lakian atau kewanitaan di budaya tertentu (Baron&Byrne, 1979).
Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata gender.
Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat1).
Gender  adalah pembagian peran kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-norma, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Misal:
  • Perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga, sedang laki-laki dianggap tidak pantas
  • Tugas utama laki-laki mengelola kebun, tugas perempuan ‘hanya membantu’
·         Kegiatan PKK dan program kesehatan keluarga, lebih pantas oleh perempuan        
Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciri dari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).
Jender biasanya dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tepat bagi laki-laki dan perempuan”. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari segi pengaruh sosial budaya.
b.      Gender Sebagai Aspek Krusial Identitas
Elemen identitas pribadi yang paling krusial adalah apakah kita menggolongkan diri kita sendiri  entah sebagai perempuan atau laki-laki. Kebanyakan dari kita dapat saja tidak meributkan identitas etnis atau kelas social atau apapun itu, tetapi amat jarang menemukan seseorang yang tidak yakin akan identitas jenis kelaminnya, apakah ia laki-laki atau perempuan
c.         Perbedaan jenis kelamin secara biologis
Kalau gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya, maka sex secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Demikian pula hendaknya kepada laki-laki, bahkan permainan anak ternyata telah diberikan kapling khusus antara laki-laki dan perempuan seperti bermain bola-bolaan yang cocok adalah anak laki-laki.
Istilah sex (dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti “jenis kelamin”) lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya.
Studi gender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas (femininity) seseorang. Berbeda dengan studi sex yang lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness).
Teori-Teori Gender
Ø  Teori Gender Expectations
Gender expectations atau pengharapan akan jender membawa kita untuk lebih memilih laki-laki untuk posisi otoritas dan meletakkan wanita pada peran sub-ordinat atau hanya sebagai pelengkap. Di dalam keluarga, kelompok dan organisasi sosial, pria mempunyai status yang lebih tinggi daripada wanita
Gender adalah pandangan masyarakat tentang perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial (yaitu kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat) dan dapat diubah sesuai perkembangan zaman. Sementara seks adalah perbedaan organ biologis antara laki-laki dan perempuan, terutama pada bagian-bagian reproduksi.
Gender bukan kodrat atau ketentuan Tuhan, sehingga gender berkaitan dengan proses keyakinan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berperan dan bertindak sesuai dengan tata nilai , ketentuan social dan budaya masyarakatnya. Seks merupakan kodrat Tuhan sehingga tidak dapat ditukar atau diubah.
Jenis Kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi laki-laki Pemikiran tentang bagaimana memperlakukan jenis kelamin tertentu namun belum tentu sesuai dengan yang sesungguhnya. Misalnya: perempuan lemah, laki-laki kuat.
dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Perbedaan ini terjadi karena mereka memiliki alat-alat untuk meneruskan keturunan yang berbeda, yang disebut alat reproduksi. Alat reproduksi laki-laki dan perempuan hanya dapat berfungsi kalau dipadukan. Artinya alat reproduksi perempuan tidak bisa bekerja sendiri. Alat reproduksi laki-laki juga tidak bisa bekerja sendiri.
  • Alat reproduksi perempuan, yaitu: vagina, kandung telur, rahim, beserta fungsi hormon yang antara lain membantu mengeluarkan air susu ibu (ASI)
·         Alat reproduksi laki-laki yaitu penis, zakar, sperma, dan fungsi-fungsi hormon laki-laki yang melengkapi
Secara lebih jelas perbedaan gender dan seks/jenis kelamin dapat dilihat pada skema ini
a.      Jenis kelamin (seks)
*      Tidak dapat diubah
*      Tidak dapat dipertukarkan
*      Berlaku sepanjang zaman
*      Berlaku dimana saja
*      Merupakan kodrat Tuhan
*      Ciptaan Tuhan
b.      Gender
*      Dapat berubah
*      Dapat dipertukarkan
*      Tergantung waktu
*      Tergantung budaya setempat
*      Bukan merupakan kodrat Tuhan
*      Buatan manusia
Ø  Self Concept pada Laki-laki dan Perempuan
Anak tumbuh dalam masyarakat yang percaya bahwa laki-laki dan perempuan berbeda secara psikologis dan hal ini akan mendorong anak untuk mempersepsikan diri mereka dengan cara yang kongruen dengan model gender mereka.
Kebanyakan masyarakat memberikan sosialisasi yang berbeda, anak laki-laki diperlakukan secara berbeda dan didorong untuk terlibat dalam jenis kegiatan tertentu sedangkan anak perempuan didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda dengan anak laki-laki. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan itu dan asosiasi terhadap reward memberikan alasan lain bagi perempuan untuk mempersepsikan dirinya berbeda dengan laki-laki dan hal ini menimbulkan harapan yang berbeda terhadap ideal selves laki-laki dan perempuan.
Ada banyak studi yang mempertanyakan tentang perbedaan self concept antara laki-laki dan perempuan dan diantaranya ditemukan bahwa perbedaan self concept di dalam kedua kelompok gender yaitu antara perempuan dan perempuan atau laki-laki dengan laki biasanya lebih besar daripada rata-rata perbedaan antara kedua kelompok gender yaitu antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan kepribadian antar perempuan dan antar laki-laki lebih besar daripada perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
  1. Identitas gender dan stereotip berdasarkan gender
Seorang anak, sejak lahir sudah memiliki atribut dan identitas khusus yang disandang dalam masyarakat baik hal itu diperoleh karena didasarkan pada pengaruh natural/  biologis atau karena persepsi yang menjadi kesepakatan dalam masyarakat(consensus on siciaty). Bahkan Sachiko murata, berpendapat bahwa sebenarnya seorang laki-laki juga memiliki sifat-sifat feminism demikian pula perempuan telah mempunyai sifat-sifat maskulin.
     seseorang dikatakan laki-laki jika jiwanya telah didominasi oleh penyatuan antara feminism dan maskulin apapun jenisnya. Sewaktu seorang ibu melahirkan anaknya, maka pada saar itu juga anak tersebut sudah dapat diidentifikasi apakah ia laki-laki atau perempuan berdasarkan aksesoris biologisnya. Perangkat biologis yang membedakan antara laki-laki dan perempuan itu disebut dengan gender attribute(atribut gender), setelah anak tersebut diketahui atribut biologisnya, misalnya seorang anak yang mempunyai vagina, maka ia dianggap sebagai perempuan lalu ia diberi uniform(seragam) khususnya denagan motif dan model tertentu yang dianggap layak untuks dikenakan oleh perempuan sebagaimana layaknya teman perempuan yang lainnya.
 Berdasarkan stereotip seks ditinjau dari kebudayaan, dikatakan bahwa laki-laki dan perempuan secara psikologis berbeda dalam beberapa dimensi dan model yang disediakan oleh stereotip tersebut akan mendorong laki-laki dan perempuan untuk menggambarkan diri mereka secara berbeda. Sebuah penelitian menemukan bahwa anak belajar tentang stereotip seks sejak usia awal. Kebanyakan anak usia 5 tahun telah mempelajari beberapa komponen utama dari stereotip seks dan semakin meningkat selama usia awal sekolah hingga usia 11 tahun
  1. Peran jenis kelamin (sex role)Psychological Androginy
Kepercayaan normatif atau preskriptif mengenai sifat hubungan peran yang tepat antara perempuan dan laki-laki disebut sex-role ideology. Dalam masyarakat tradisional, laki-laki biasanya dipandang lebih dominan dan/atau lebih penting dibandingkan perempuan, sedangkan di masyarakat modern, seseorang melihat pergerakan lebih menuju pada hubungan yang lebih egaliter.
Mereka mengharapkan variasi menyeberangi negara dalam kepercayan yang umum maupun tipikal mengenai ketepatan variasi pelaksanaan sosial yang melibatkan perempuan dan laki-laki, seperti tanggung jawab dalam mengurus anak atau bekerja di luar rumah, dievaluasi sepanjang skala modern/tradisional. Tambahannya, sepertinya beralasan untuk mengharapkan bahwa terdapat variasi terukur pada sex-role ideology diantara banyak individu pada negara tertentu dan variasi ini terkait secara sistematik dengan self-concept dari individu. Sebuah hipotesis prori yang beralasan bahwa semakin maskulin laki-laki dan semakin maskulin perempuan akan memegang kepercayaan secara relatif akan peran sex yang bersifat tradisional, sedangkan orang yang lebih androgynous, dari kedua sex, secara relatif lebih egaliterIsu penting dalam psikologi androgin adalah pertanyaan tentang perbedaan self esteem individu dalam skor androgin.
Hasil penelitian menemukan bahwa jika dihadapkan dengan atribut positf dari maskulin atau feminin, orang yang mempunyai self esteem yang tinggi cenderung menyeleksi sejumlah besar atribut positif yang diasosiasikan dengan laki-laki maupun atribut yang diasosiasikan dengan perempuan dan inilah yang diklasifikasikan sebagai androgynous sedangkan orang dengan self esteem yang rendah cenderung hanya memilih sedikit dari atribut positif maskulin atau feminin sehingga digolongkan sebagai undifferentiated.
Penemuan lain membuktikan bahwa individu androgynous mempunyai self esteem yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu undifferentiated atau sex-differentiated khususnya individu dengan tipe feminin (Bem, 1997; Kelly & Worell, 1977; Spence et al,1975). Akan tetapi, ketika dihadapkan dengan atribut laki-laki dan perempaun yang keduanya mempunyai nilai positif dan negatif, self esteem individu androgynous akan menjadi berkurang.
Dengan penjelasan diatas dapat saya pahami bahwa gender adalah subuah konsep yang dijadikan pramater dalam mengidentifikasikan peran laki-laki dan perempuan yang didasarkan pada pengaruh sosial budaya masyarakat(sicial contruction) dengan tidak melihat jenis biologis secara aquality dan tidak menjadikannya sebagaialat pendeskriminasian salah satu pihak karena pertimbangan yang sifatnya biologis.
Istilah-istilah yang berhubungan dengan gender sebagai berikut:
a)      Gender typing adalah malabelkan seseorang lelaki dan perempuan.
b)      Gender stereotype adalah kenyakinan tentang antribut laki-laki dan perempuan.
c)      Gender identity adalah pengetahuan seseorang tentang dirinya lelaki atau perempuan.
d)     Gender bias adalah ketimbangan gender. Pemikiran tentang bagaimana memperlakukan jenis kelamin tertentu namun belum tentu sesuai dengan yang sesungguhnya. Misalnya: perempuan lemah, laki-laki kuat? Pada kenyataannya tidak semua perempuan lemah, dan tidak semuanya laki-laki kuat.
e)      Gender streamy adalah konsep-konsep penyadaran gender.
Peran jenis kelamin dibentuk :
      1. Pada masa tertentu
      2. Sesuai dengan tujuan tertentu
      3. Ada pengaruh:
§  Budaya atau tradisi
§  agama
§  Norma sosial yang dianut


DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, sarlinto, wirawan. Psikologi social, rajawali press, Jakarta, 2002
Abu ahmadi, psikologi social, rineka cipta, Jakarta, 1999
Dzuhayatin, S.R. Agama dan Budaya Perempuan: Mempertanyakan Posisi perempuan  dalam Islam, pustak Belajar, Yogyakarta : 1997
Nauly, M. Perbandingan Peran jenis Kelamin dan Fear of Success pada Wanita Bekerja Suku Bangsa Batak, Jawa dan Minangkabau; Jakarta: 1993
Baron, Robert A, Byrne Donn, Psikologi Sosial, Jakarta, Erlangga, Jilid I, 2003
Ritzer, George. Teori sosiologi Modern, Jakarta. Prenada Media Group : 2004
Santrok, John W. Perkembangan masa hidup, Jakarta : Erlangga,1993






Tidak ada komentar:

Posting Komentar